Thursday, April 30, 2015

Kutbah Jumaat Johor Hari Ini Tentang Perlunya Pemimpin Yang Amanah

gala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.



Jabatan Agama Islam Johor memilih masa yang tepat untuk menyediakan kutbah yang merujuk kepadA keperluan adanya pemimpin yang amanah dan bertanggungjawab.

Hidup secara sederhana dan tidak bercakap bohong. Ia cukup relevan.

Pemimpin sekarang tidak merujuk pesan Nabi tetapi lebih mengutamakan suara dan nasihat orang lain.





Mungkin ada yang menyangka bahwa yang paling mulia adalah yang kaya harta, dari golongan konglomerat, yang cantik rupawan, yang punya jabatan tinggi, berasal dari keturunan Arab atau bangsawan. Namun, Allah sendiri menegaskan yang paling mulia adalah yang paling bertakwa.
Ayat yang patut jadi renungan saat ini adalah firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
Ath Thobari rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian –wahai manusia- adalah yang paling tinggi takwanya pada Allah, yaitu dengan menunaikan berbagai kewajiban dan menjauhi maksiat. Bukanlah yang paling mulia dilihat dari rumahnya yang megah atau berasal dari keturunan yang mulia.” (Tafsir Ath Thobari, 21:386)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,  “Sesungguhnya kalian bisa mulia dengan takwa dan bukan dilihat dari keturunan kalian” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13: 169)
Sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
كرم الدنيا الغنى، وكرم الآخرة التقوى.
Mulianya seseorang di dunia adalah karena kaya. Namun muliany seseorang di akhirat karena takwanya.” Demikian dinukil dalam tafsir Al Baghowi. (Ma’alimut Tanzil, 7: 348)
Kata Al Alusi, ayat ini berisi larangan untuk saling berbangga dengan keturunan. Al Alusi rahimahulah berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia dan paling tinggi derajatnya di antara kalian di sisi Allah di dunia maupun di akhirat adalah yang paling bertakwa. Jika kalian ingin saling berbangga, saling berbanggalah dengan takwa (kalian).” (Ruhul Ma’ani, 19: 290)
Dalam tafsir Al Bahr Al Muhith (10: 116) disebutkan, “Sesungguhnya Allah menjadikan kalian sebagaimana yang disebutkan dalam ayat (yaitu ada yang berasal dari non Arab dan ada yang Arab). Hal ini bertujuan supaya kalian saling mengenal satu dan lainnya walau beda keturunan. Janganlah kalian mengklaim berasal dari keturunan yang lain. Jangan pula kalian berbangga dengan mulianya nasab bapak atau kakek kalian. Salinglah mengklaim siapa yang paling mulia dengan takwa.”

5 comments:

  1. "Pemimpin sekarang tidak merujuk pesan Nabi tetapi lebih mengutamakan suara dan nasihat orang lain."

    Jangan kerana mulut badan binasa.Setiap tuduhan perlu bertanggungjawab.Buktikan tuduhan dengan membawa pemimpin yg salah ke muka pengadilan.Sebagai sebuah kerajaan bedaulat Malaysia mempunyai institusi2 dalam menjaga keadilan. Jangan hanya sekadar bertanya dan menuduh tanpa bukti yg kukuh,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau dah terasa pedas tu dah sah le ada pemimpin dia yang tak merujuk nabi, dia sendiri pun tak ada bukti pemimpin dia merujuk nabi.
      Ada pernah dengar pemimpin dia memetik ayat Quran atau Hadith dalam mentadbir negara dan berhujah.
      Ada pernah dia merujuk Nabi bila cakap blogger bangang dan peneroka haramjadah.

      Delete
    2. Woi, bila ada kuasa, tunjuk yekkk...ugut. Ikut nabi ke tuu...

      Delete
  2. Kenalilah orang yg benar2 bertakwa iaitulah mereka yg mulia disisi Allah. Jadilah hambaAllah yg berfikir. Jgn terpedaya dgn manusia yg berlagak & berpakaian spt orang yg sgt bertakwa utk mencari kemuliaan disisi manusia.

    ReplyDelete
  3. Selama 446 tahun kita dijajah selepas kejatuhan kerajaan Melayu Melaka pada 1511. Nikmat kemerdekaan & harga diri Melayu sayang sekali mula terhakis sejak pengunduran TDM sebagai PM.

    Hari ini negara, pemerintahan & ekonomi kita dijajah semula bila Ah Jib Ghor tidak berupaya berdikari dan berkiblatkan barat & USA atas nasihat puak Liberal Umno & Pemandul. Bertambah dayus lagi bila dia di bawah telunjuk (queen control) jelmaan Imelda Marcos II.

    ReplyDelete

6ANGKA